Kenapa Harus Malu

Hai jumpa lagi para pembaca setia PUANG BOS hari ini saya akan membahas tentang perasaan malu yang kadang muncul dalam diri kita, tidak dipungkiri itu hal manusiawi yang diberikan oleh Tuhan untuk kita.
Manusia dilahirkan didunia krn telah memegang janji kepada Tuhan, setelah lahir dan tumbuh dewasa hari kehari rasa akan malu pada diri mulai bertambah entah krn faktor dalam maupun faktor luar. Selalu merasa murung dan kebohonganpun bertambah krn gensi akan hal itu.
Kenanyakan kejadian ini sering sekali dialami mulai dari kita kecil sampai kita tua. Malu krn masalah sekolah, malu krn tidak dapat peringkat, malu krn tidak lulus, malu krn tidak kuliah, malu krn tidak mendapatkan pekerjaan, malu krn tidak menikah, malu krn terlihat miskin dll.
3 ungkapan nasihat puang bos kali ini
1. Kenapa harus malu?
2. Bukankah ini cara adil tuhan?
3. Semua Tergantung dari doa dan usaha kalian.
Penjelasan
1. Kenapa harus malu ?
Terik matahari menampar wajah wajah pejalan di jalan Malioboro, gedung berjejeran diam membisu melihat aksi aksi yang mengerutkan dahi, riuh dan ramai dengan aneka kendaraan, baik itu yang roda empat, roda dua, andong, sepeda ikut urun rembug melihat para pejalan kaki.
Sebenarnya para pejalan kaki atau para wisatawan hanya ingin melihat jalan Malioboro, memang Malioboro punya daya tarik tersendiri bukan hanya dalam negeri bahkan mungkin sudah ke manca negara.
Ada apa dengan para pejalan kaki ? sebenarnya dinding tembok itu menundukkan pandangan, kuda kuda pun ikut merunduk dengan para pejalan kaki itu, dinding saja selalu di tutup dengan cat cat agar terlihat menarik tidak di buka begitu saja. Dinding terkadang lebih sopan dan lebih santun dari para pejalan kaki yang tidak tahu malu, tidak menjaga aurotnya. Inilah sifat malu yang baik. Malu melanggar syari’at. Malu tidak pake kerudung. Itulah kenyataan yang di alami oleh dinding yang bertengger termenung melihat para pejalan.
Atau di tiang masjid yang menyanggah atap sambil menoleh kebawah dan ikut tersenyum mendengarkan kajian, dengan ketenangan dan konsentrasi untuk mendapatkan manfaat, kalau seandainya punya tangan dan kaki seperti halnya manusia akan datang membawa alat tulis untuk menulis setiap kalimat yang bermanfaat. Kalau orang-orang yang duduk di bawah tiang itu malu untuk membawa buku, malu mencatat, malu duduk didepan, malu untuk bertanya, malu menulis pertanyaan. Jelas ini malu yang tidak di anjurkan.
Maka malu yang bersumber dari kekuatan iman tidak akan pernah mengeluarkan tenaga dan fikiran untuk melanggar agama, sedangkan malu yang bersumber dari keimanan akan mengerti dan bisa menempatkan malu pada posisinya.
Benarlah apa yang di sabdakan oleh Nabi sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Umar Radliallahu anhuma beliau Nabi, bersabda :

الــــحيــا ء مــن الإ يــــما ن :ٍ[ متفق عليه ]

Malu itu dari ke imanan” (HR. Bukhori dan Muslim)
Kenapa kita harus malu, karena malu selalu mengiringi seseorang untuk dekat dengan Rabb, selalu menuntun untuk berbakti dan beramal, malu selalu meredam nafsu yang menggelora untuk berbuat yang tidak baik, malu adalah tempat berteduh dan bersandar tatkala jiwa tergoyang oleh derasnya arus syahwat dan kencangnya gelombang kemaksiatan.
Malu adalah perahu yang kokoh untuk mengantarkan pada keimanan, melewati syahwat yang menghancurkan, malu selalu memberi kedamaian bagi para pemiliknya. Semoga kita selalu berasmara dengan malu dalam mengarungi lembar lembar kehidupan dunia, dengan tinta malu kita bisa menggores di lembar lembar itu dengan, dakwah, tarbiyah, amal.
2. Bukankah ini cara adil tuhan ?
Dia terlalu baik, terlalu baik untuk seorang hamba seperti ini. Hamba yang selama ini seringkali menduakannya dengan banyak hal, entah karena aku terlena dengan dunia yang fana ini tapi Dia tidak pernah menutup pintu kasih sayangNya.
Terbersit setiap nikmat yang Dia berikan, seperti buih di lautan tak bisa aku menghitungnya. Tapi sebanyak itu jugakah rasa syukurku kepadaNya? Tidak, bahkan mungkin rasa syukurku bisa dihitung dengan jari. Aku menyadari diriku sebagai seorang makhluk yang lemah tanpa sentuhanNya, bahkan hambaNya yang lemah ini berkali-kali menyombongkan pemberianNya.
Berulang kali Dia memberi kesempatan pada hambaNya ini untuk kembali, tapi mata hatinya telah buta oleh hedonisme dan gemerlapnya dunia fana. Sampai Dia menegurnya lewat cara yang membuat hatinya gusar tak berkesudahan. Hingga akhirnya dia memohon dan berkali-kali meminta belas kasih Tuhannya. Merasa malu, hanya menyapa Tuhan saat kenyataan tak sesuai pengharapan, melupakanNya setiap waktu meski menikmati udara pemberianNya disetiap hembusannya. HambaNya ini memang manusia yang suka mengeluh, mengeluh saat dirasa peluh dan airmata menetes ke dalam hatinya. Mengeluh tak mampu seakan sekujur kulit tubuhnya melepuh padahal untuk berlari mendapatkan hal duniawi terbaru dia juara satu. HambaNya ini memang manusia yang membiarkan keluh untuk terus tumbuh. Tapi Dia selalu hadir dengan cinta yang juga terus tumbuh , meluruh bersama nikmat yang selalu hambaNya sentuh.
Bagaimanapun Tuhan terlalu baik, Dia telah memberikan cintaNya sekali lagi kepada hambaNya yang seperti ini. Kali ini dia merasa cinta Tuhannya begitu besar, meski sebenarnya selalu besar hanya tak disadari olehnya. Teguran yang sempat Dia berikan, kini berganti dengan cinta yang datang berkali lipat. Sungguh JanjiNya memang tak pernah diingkari. Tak pernah terlalu cepat ataupun  terlambat. Kali ini hambaNya ini merasa malu, lebih malu daripada saat dia memohon belas kasih karena mendapat teguran Tuhannya tempo hari. Lebih malu, karena Tuhannya kali ini menegurnya dengan cinta yang meluluhkan hati hambaNya. Kelembutan cinta kasihNya membuka kembali mata hati hambaNya.
Tuhan kadang aku merasa Engkau tidak adil terhadapku, selalu memberi meski aku sering melupakanMu. Tapi Subhanallah caraMu begitu indah. Kali ini aku merasakannya lagi dan sekali lagi aku jatuh cinta padaMu.
3. Semua tergantung pada doa dan usaha kalian.
Semua tergantung doa dan usaha kita Tuhan yang menentukan hasilnya. Jika pun doa dan usaha kita sekedarnya begitu pula hasilnya.
Oke saya rasa sudah cukup untuk materi hari ini dari PUANG BOS, insyaAllah dilain waktu PUANG BOS akan kembali memberikan postingan terbaik.

Comments

Popular posts from this blog

Membina Keberanian Part 2

Jodohmu Adalah Cerminan Dirimu, Bukan Cerminan Wajahmu

Membina Keberanian Part 1