Mengapa Jiwa Anda Tidak Tenang ?

Sebenarnya ketenangan jiwa adalah karena manusia itu sendiri bersifat sabar dalam hidup dan kehidupannya. Jiwa yang tidak tenang itu disebabkan bermacam-macam, misalnya seorang ibu kematian seorang anaknya yang satu-satunya. Ia sangat sedih. Dan berkabung selama bebearapa minggu. Akhirnya, kesehatan ibu tadi sangat merana dan selanjutnya menjadi jatuh sakit. Inipun merupakan gejala gangguan ketenangan jiwa.

Seseorang pada suatu malam kehilangan uang sebanyak Rp 20.000.000,-. Padahal uang itu adalah uang yang telah dikumpulkan selama beberapa bulan, dan ia bermaksud membeli persediaan makan buat keluarganya menjelang pencekik tahun mendatang. Tetapi ditengah jalan uangnya hilang. Ia pulang sambil menyesali diri, perasaannya menjadi tidak karuan, detak jantungnya berdegub keras. Ia setiap malam tidak bisa tidur. Menjadi lemas dan malas bekerja.

Contoh dan ilustrasi diatas merupakan gejalah gangguan jiwa. Ini semua sebenarnya tidak perlu terjadi dalam kehidupan kita seandainya kita tahu begaimana cara menciptakan suasana ketenangan jiwa. Bagaimana cara mengendalikan diri agar tetap tegar menghadapi segala kemungkinan kegagalan dan cobaan-cobaan dari tuhan.

Sesungguhnya ketidak tenangan jiwa seseorang itu disebabkan adanya ketidak sadaran akan kekurangan diri sendiri. Dan mengapa dalam diri kita terjadi kegagalan ?
Kalau kita sadar, bahwa kegagalan itu datangnya dari diri sendiri maka tentu tak ada orang di dunia ini yang merasa kecewa. Sebenarnya kegagalan adalah disebabkan adanya kekurangan diri sendiri. Dan manusia bisa tidak gagal apabila menyadari sepenuhnya kekurangannya itu, lalu memperbaiki untuk melangkah berikutnya.

Selain hal diatas, gangguan jiwa (ketidak tenangan jiwa) juga dapat disebabkan adanya perasaan cemas yang berkepanjangan. Perasaan cemas itu disebabkan karena kekhawatiran terhadap sesuatu hal. Misalnya, seorang ayah khawatir tentang masa depan anaknya yang berantakan lantaran sekarang anaknya tersebut tidak mau lagi sekolah. Seorang pemuda yang mencintai pacarnya takut akan berantakan cintanya, dan masih banyak contoh-contoh yang lain. Itu semua adalah gejalah keresahan jiwa.

Rasa salah adalah sesuatu emosi yang dapat juga merusak ketenangan jiwa. Bahkan setiap saat bisa merongrong ketenangan manusia. Hanya orang yang fanatik  - yang menganggap dirinya suci - yang tidak pernah merasa bersalah. Dia menganggap bahwa dirinya adalah manusia yang dekat dengan Tuhan dan tak pernah melanggar perintah Tuhan.

Akan tetapi orang fanatik tersebut jangan disamakan dengan orang yang mempunyai nafsu Muthmainnah. Perbedaannya ialah bahwa orang fanatik menilai dirinya sendiri baik, tapi belum tentu orang menaruh penilaian yang sama baiknya. Namun berbeda dengan orang yang mempunyai sifat nafsu Muthmainnah, yaitu orang yang selalu sabar, menerima dan menyadari akan kekurangan-kekurangan tentang dirinya sendiri.

Comments

Popular posts from this blog

Membina Keberanian Part 2

Jodohmu Adalah Cerminan Dirimu, Bukan Cerminan Wajahmu

Membina Keberanian Part 1